Panopticon Tragedy

Dalam kehidupan manusia, ada sebuah ruang seolah olah dalam budaya manusia, ruang yang dibuat secara historis sebagai citra kesepakatan bersama. Ruang sosial yang dibuat melalui konstruksi, konvensi dan rekayasa bersama yang rumit sehingga ke artifisial-an dan simulasi tersebut menjadi realita yang dianggap pantas dalam kehidupan kita sehari hari.

Manusia yang sebelumnya biadab, diharapkan menjadi beradab, karena regulasi dan peraturan bersama, dari budaya yang liar menjadi budaya yang teratur, manusia bermimpi dari manusia individual menjadi sosial dalam konteks tempat, mencoba mengkategorikan batas baik/buruk, moral/amoral, benar/salah, rasional/irasional.

Agama, budaya, kesepakatan bersama, hukum, ideologi, hingga negara dibuat manusia sebagai utopia untuk hidup bersama secara teratur. Hasil dari usaha mensimulasikan batas batas konvensi sosial tersebut dalam perkembangannya menghasilkan sebuah penetensi atau hukuman, sebagai perangkat yang mengatur keberlangsungan konvensi sosial tersebut berjalan. Perangkat penetensi ini di buat sebagai usaha memberi efek psikologis dalam konvensi sosial untuk menekan secara individu atau sosial untuk tidak melampaui batas sosial yang diterapkan, atau dan memberi efek jera bagi individu yang melampaui batas tersebut, bahkan untuk menyingkirkan individu luar batas.

Rehabilitasi kemudian diciptakan dalam aturan yang bertujuan mengembalikan sesuatu atau para psikopat kembali pada tempatnya dalam konsensus bersama sehingga kemudian dapat beroperasi kembali dalam peran konsensus tersebut. Dalam hal ini resosialisasi menjadi konsep pengembalian manusia yang melewati batas konsensus dengan jalan me-latih secara mental dan emosional dalam satu lingkungan (terkadang represif) sehingga dapat kembali dalam lingkungan yang “benar”

Dalam konsensus sosial yang sudah di tetapkan, manusia terus menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan dasar dalam dirinya terhadap batas batasnya dalam sifat dasar dialektiknya atau menurut nietzche melepaskan mitos dalam mencari kebenaran. Manusia kemudian cenderung untuk membandingkan sifat sosial dari lingkungan sosialnya dengan secara diam diam mengamati terhadap manusia lainnya dalam usaha meyakinkan dirinya pada kenyataan yang pantas baginya sebagai bagian konsensus yang benar.

Bagaimana bila ;

Dunia kita di presentasikan sebagai imajinasi yang bertujuan untuk memberikan kepercayaan bahwa yang lain adalah nyata, dengan memberikan tempat sekitar kita tidak nyata, menjadi bagian dari hiperrealitas, sebagai bagian dari simulasi

Apa yang nyata?

kotakotak project – dipamerkan di galeri gerilya, bandung 13-21 agustus 2011

Kotakotak merupakan wadah kolektif kolaboratif yang berupaya mengolah rupa, gerak, suara, menjadi suatu bentuk inovasi media yang memadukan rangsang-rangsang terpisah menjadi suatu bentuk gubahan rangsang baru dengan memberi pengalaman lengkap akan dunia yang terbentuk dari kombinasi tanpa batas antar kosakata rangsang yang mampu diserap oleh indra.

assa nuraga, davey pinanda sagala, r baskoro gondokusumo, rama aditya, rama satria proyogo, redik brasiano, sukmaji hanindyo kumoro, paskalis khrisno aydyantoro, peter charles tambuwun

talent – updating list.

KotakotakPanopticon-7

http://voyeurisme.simpangmaya.com/

About the author